Minggu, 16 Juli 2023 – 00:10 WIB
Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKN) Anas Urbaningrum, menyampaikan pidato politiknya di akhir Musyawarah Luar Biasa atau Munaslub PKN. Dia meminta kader menghindari ketidakadilan.
Baca Juga:
Rencanakan Silaturahmi dengan SBY, Anas Urbaningrum Ingin Makan Bakso Sukowati Favorit SBY
Tak hanya itu, Anas juga menyinggung pidato di Jeddah. Meski tidak spesifik, sarkasme itu tampaknya merujuk pada pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2013 terkait proses hukum Anas di KPK. Saat itu, SBY adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, dan Anas adalah Ketua Umum Partai Demokrat. Saat itu, Anas disebut terlibat kasus korupsi yang ditangani KPK.
Dalam pidato penutupan Munaslub PKN, Anas mengatakan seorang pemimpin harus menjauhi sifat tirani ini, dan menjauhi saling menjatuhkan.
Baca Juga:
Sebut PKN Bukan Dewan Keluarga, Anas Urbaningrum Siapa yang Sindir?
“Suatu saat Partai Kebangkitan Nusantara dipercaya dan terpilih menjadi pemimpin negeri ini. Partai Kebangkitan Nusantara harus menjauhi tirani,” kata Anas dalam sambutannya, di Jakarta, Sabtu sore, 15 Juli 2023.
Anas menyebut beberapa pengurus PKN yang juga mantan kader Partai Demokrat. Seperti Gede Pasek Suardika hingga Sri Mulyono. Anas meminta mereka, ketika nanti terpilih menjadi pemimpin, untuk tidak berpidato dari Jeddah.
Baca Juga:
Anas Urbaningrum Meminta Yang Kejam Segera Bertobat: Tak Perlu Minta Maaf Kepada Saya
“Itu bukan pidato, itu ekspresi tirani. Contoh,” kata Anas yang disambut tepuk tangan meriah kader PKN.
“Tidak perlu menggunakan, memanipulasi kekuasaan, dan menggunakan kekuasaannya untuk merugikan pihak lain, menganiaya pihak lain. Karena itu bukan fungsi kekuasaan,” sambung mantan Ketua PB HMI itu.