Rabu, 22 Februari 2023 – 09:30 WIB
dunia VIVA – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memerintahkan badan-badan terkait untuk melanjutkan penyelidikan menyeluruh terhadap Pandora Papers yang memuat dugaan keterlibatan beberapa tokoh di negeri ini dalam penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri.
“Instruksi saya kepada badan-badan ini adalah untuk melanjutkan penyelidikan yang komprehensif dan saya meminta Yang Terhormat dan rekan-rekan anggota parlemen saya (total) 222 orang untuk mengambil sikap tegas, bukan untuk melindungi dan setelah penyelidikan terus menyangkal niat ini,” kata Anwar. Pendapat di Gedung Dewan Rakyat diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Selasa 21 Februari 2023.
Ia meminta jika ada bukti, ada fakta, maka harus diambil tindakan. Namun, jika suatu tindakan dilakukan tanpa fakta maka dapat dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau hanya motif politik.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim
“Tapi kalau miliaran atau ratusan juta ringgit dikeluarkan (maka) dilindungi untuk mendukung kami, itu akan membawa kehancuran dan bencana bagi negara kami,” kata Anwar.
Dia mengatakan ada 3.000 nama yang disebutkan dalam Pandora Papers, tetapi penyelidikan yang melibatkan Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM), Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC), dan Badan Urusan Dalam Negeri (LHDN) berfokus pada tokoh-tokoh penting di Malaysia termasuk mantan perdana menteri dan mantan menteri keuangan yang dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya dirinya saat menjabat.
Menurutnya, lembaga yang melakukan investigasi tentunya membutuhkan langkah-langkah yang lebih canggih, misalnya terkait keamanan siber, untuk mengantisipasi rumusan upaya menghindari transaksi tunai dengan bitcoin atau mata uang digital lainnya.
Anwar mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tindakan dan upaya mengidentifikasi dugaan penyalahgunaan jabatan bahkan ada yang digugat lembaga terkait rekening berisi uang ratusan juta ringgit yang disimpan di luar negeri. Semua dalam penyelidikan.
Anwar mengatakan, jumlah uang yang dikaitkan dengan Pandora’s Paper dari Malaysia relatif tinggi nilainya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan posisi ekonomi negara tersebut, meski jumlahnya lebih tinggi dibandingkan negara-negara besar seperti China dan Arab Saudi.
Dia juga menyebutkan bahwa sebagian besar uang yang dibawa ke luar negeri berasal dari kegiatan ilegal. “Kebanyakan ilegal. Tapi saya tidak bisa bilang semuanya (ilegal), terserah lembaga yang melakukan penyelidikan.”
Anwar mengatakan akan memastikan pengusutan masalah ini tidak dilakukan sembarangan untuk memberikan pelajaran kepada semua pihak bahwa pemerintah tidak akan membiarkan masalah ini berlanjut.
Pandora Papers adalah publikasi International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang memuat 11,9 juta dokumen keuangan rahasia dari negara-negara lulusan. Catatan yang bocor milik 14 perusahaan jasa lepas pantai dari seluruh dunia yang mendirikan perusahaan cangkang untuk klien mereka yang ingin “memantau” aktivitas keuangan mereka. (Semut/Semut)