Senin, 4 September 2023 – 06:30 WIB
Surabaya – Partai Gerindra membuka peluang bekerja sama dengan Partai Demokrat untuk bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi tersebut kini diisi empat partai, yakni Gerindra, Golkar, PAN, dan PBB, setelah ditinggal PKB yang berpaling ke NasDem mengusung Anies-Cak Imin sebagai capres-cawapres.
Baca Juga :
Terpopuler: Anies Tidak Terpaksa, AHY Belum Bicara, Kang Emil Menitikkan Air Mata
Peluang kerja sama dengan Demokrat itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Gerindra, Ahmad Muzani, usai menghadiri acara konsolidasi Partai Bulan Bintang (PBB) di DBL Arena Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 3 September 2023. “Mudah-mudahan ada koalisi baru yang masuk,” katanya.
Muzani menuturkan, Gerindra sejauh ini telah menjalin komunikasi dengan Demokrat. Dia juga menegaskan bahwa Gerindra dan KIM membuka pintu untuk siapa dan kelompok mana pun yang mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. “Apalagi partai politik yang mendukung Pak Prabowo,” ujarnya.
Baca Juga :
Yusril Ungkap Tersisa 3 Nama Ditimbang Prabowo untuk Cawapres Usai Ditinggal Cak Imin
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
Sementara itu, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa partainya tetap berkomitmen untuk memenangkan Prabowo sebagai bakal capres. Keputusan itu juga sudah bulat dan tak akan berubah lagi. “Insya Allah PBB istikamah dengan Pak Prabowo Subianto,” katanya.
Baca Juga :
Wacana Koalisi Bareng PPP-Demokrat Bakal Sulit, PKS Diyakini Tetap Setia ke Anies
Seperti diketahui, PKB dan Cak Imin melancarkan kejutan politik dengan keluar dari KIM dan secara mendadak bergabung dengan NasDem. Dua partai itu memutuskan mengusung pasangan Anies Baswedan dan A Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal capres-cawapres pada Pilpres 2024.
Keputusan NasDem dan Anies menggandeng Cak Imin itu membuat Demokrat kecewa dan murka. Sebab, sebelumnya NasDem, Demokrat, dan PKS di bawah naungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan untuk menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal cawapres mendampingi Anies.
Gara-gara langkah mengejutkan itu, elit Demokrat menyebut Anies sebagai pengkhianat. Baliho dan poster yang memasang gambar Anies Baswedan pun dicopot oleh kader Demokrat di seluruh pelosok negeri. Demokrat akhirnya keluar dari Koalisi Perubahan.
Halaman Selanjutnya
Gara-gara langkah mengejutkan itu, elit Demokrat menyebut Anies sebagai pengkhianat. Baliho dan poster yang memasang gambar Anies Baswedan pun dicopot oleh kader Demokrat di seluruh pelosok negeri. Demokrat akhirnya keluar dari Koalisi Perubahan.