Selasa, 28 Februari 2023 – 16:33 WIB
dunia VIVA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan ada perubahan rencana untuk membangun permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Pernyataan tersebut dikeluarkan usai pertemuan yang digelar di Aqaba, Yordania, pada Senin 27 Februari 2023, yang dihadiri oleh Palestina, Israel, Yordania, Amerika Serikat (AS), dan Mesir.
Perdana Menteri Israel membantah laporan media Israel bahwa negara itu setelah menghadiri pertemuan memutuskan untuk menghentikan sementara pembangunan permukiman baru di Tepi Barat selama empat bulan.
“Pembangunan dan rencana di Yudea dan Samaria (nama Yahudi untuk Tepi Barat) akan berlanjut sesuai rencana dan jadwal semula tanpa perubahan. Tidak ada dan tidak akan ada yang berhenti,” cuit Netanyahu di media sosial.
Ilustrasi permukiman Israel, Givat Zeev, dekat kota Ramallah, Palestina, di Tepi Barat.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengeluarkan pernyataan penutup pada pertemuan keamanan di Aqaba yang berisi: Pemerintah Israel dan Otoritas Nasional Palestina menegaskan kesiapan dan komitmen bersama mereka untuk segera mengakhiri tindakan sepihak dalam waktu 3-6 bulan.
Pernyataan itu juga mengutip komitmen Israel untuk menangguhkan diskusi tentang unit pemukiman baru selama empat bulan dan menangguhkan otorisasi pos asing selama enam bulan. Pertemuan di kota Aqaba diadakan oleh AS, Mesir dan Yordania untuk membahas cara meredakan ketegangan antara delegasi Palestina dan Israel.
Pertemuan Aqaba adalah yang pertama dari jenisnya sejak pembicaraan damai antara delegasi yang disponsori AS gagal pada tahun 2014, karena Israel menolak untuk menghentikan pembangunan pemukiman dan membebaskan warga Palestina yang ditahan sebelum tahun 1993. Pertemuan tersebut terjadi di tengah ketegangan di wilayah pendudukan menyusul serangan Israel di wilayah Palestina. kota. .
Setidaknya 62 warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel di Tepi Barat sejak awal tahun ini, menurut angka Palestina. (Semut/Semut)