Sabtu, 20 Mei 2023 – 09:40 WIB
dunia VIVA – Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat 20 Mei 2023, mengutuk nyanyian anti-Arab yang dinyanyikan selama prosesi tahunan di Kota Tua Yerusalem yang menarik puluhan ribu warga Israel turun ke jalan sehari sebelumnya.
Pawai mengibarkan bendera yang dijaga ketat, melalui daerah padat penduduk Palestina seperti Gerbang Damaskus dan Kawasan Muslim, adalah puncak Hari Yerusalem, ketika Israel memperingati perebutan bagian timur kota itu dalam perang 1967.
Anda dapat melihat sekelompok pemuda Yahudi menghadapi dan memukuli orang Palestina, meneriakkan “Matilah orang Arab” dan mengibarkan spanduk rasis. Sebelum pawai dimulai, banyak pemilik toko Palestina menutup bisnis mereka di sepanjang rute, karena takut diganggu.
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghadapi Palestina
“AS benar-benar menentang pidato rasis dalam bentuk apa pun. Kami mengutuk pidato kebencian seperti ‘Kematian bagi orang Arab’,” cuit juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
Wartawan Palestina dan asing mengatakan para pengunjuk rasa melemparkan tongkat, batu dan botol ke arah mereka, melukai beberapa dari mereka.
Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan dia terganggu oleh “pernyataan rasis dan menghasut” dari beberapa peserta dan menyesali serangan terhadap jurnalis.
Baca juga: Warga Palestina Peringatkan Parade Bendera Israel Akan Bikin Ketegangan
Pada hari Jumat, sebuah video di media sosial, yang tidak dapat dikonfirmasi oleh Reuters, menunjukkan pertempuran dan lemparan batu antara pemuda Palestina dan Yahudi saat konfrontasi meletus lagi di jalan-jalan sempit Kota Tua.
Bendera Israel dan Palestina.
Layanan ambulans Israel mengatakan sedang merawat dua orang yang terluka ringan akibat lemparan batu pada hari Jumat. Polisi mengatakan mereka menggunakan peralatan anti huru hara, dan satu petugas polisi terluka.
Dalam beberapa tahun terakhir, parade tahunan Hari Yerusalem telah menjadi unjuk kekuatan oleh orang Yahudi. Warga Palestina mengatakan kegiatan itu merupakan provokasi yang bertujuan merusak hubungan mereka dengan kota tersebut. Pada tahun 2021, pawai tersebut memicu perang 11 hari dengan kelompok Islam Hamas di Gaza.
Israel, yang mencaplok Yerusalem Timur beberapa dekade lalu dalam tindakan yang tidak pernah disetujui oleh masyarakat internasional, menganggap seluruh kota itu sebagai ibu kota yang “abadi dan tak terbagi”. Orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang direbut pada tahun 1967, sebagai ibu kota negara masa depan yang juga mencakup Tepi Barat dan Gaza. (Semut/Semut)