Rabu, 11 Januari 2023 – 19:28 WIB
bisnis VIVA – Messe Düsseldorf membawa konsep ecoMetals ke pameran GMTN 2023 di Düsseldorf, Jerman, dari 12-16 Juni 2023. GMTN dikenal sebagai pameran empat bagian Gifa, Metec, Thermprocess, Newcast yang diadakan setiap empat tahun sekali.
Acara ini dikenal sebagai acara terpenting bagi para pelaku industri pengecoran, metalurgi, termoproses dan pengecoran presisi di dunia. Untuk memaksimalkan persiapan pameran dan potensi kerjasama bisnis antara Jerman dan Indonesia, Messe Düsseldorf mengadakan pertemuan dengan lebih dari 100 pengusaha industri logam dan baja Indonesia di Jakarta.
Direktur Portofolio Global Messe Düsseldorf Friedrich-Georg Kehrer mengatakan, dalam pertemuan dengan pengusaha Indonesia, secara khusus ia menekankan relevansi Indonesia sebagai anggota G20, Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan terbesar kesepuluh di dunia. Diperkirakan tren kenaikan masih akan berlanjut.
Seorang pekerja sedang mengawasi pembangunan proyek perumahan pekerja konstruksi yang nantinya akan digunakan untuk pekerja membangun infrastruktur di IKN, Penajam Paser Utara.
“Indonesia akan terus memperluas posisinya dengan banyaknya proyek infrastruktur dan proyek industri skala besar yang terlihat di berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu penting bagi para pelaku industri Indonesia untuk mendapatkan informasi teknologi terkini seputar GMTN 2023 untuk diterapkan di pasar Indonesia,” ujar Friedrich dikutip dari keterangannya, Rabu, 11 Januari 2023.
Seperti diketahui, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh sebesar 5,4 persen pada 2022, meningkat menjadi 6 persen pada 2023. Netralitas iklim menjadi komitmen utama negara-negara dunia yang disepakati dalam Iklim Paris. kesepakatan tahun 2015 dengan target pencapaian net zero carbon emission pada tahun 2050.
Tujuan ambisius menjadi netral iklim mendorong industri baja dan logam menghadapi transformasi terbesar dalam sejarah mereka. Industri logam berada dalam dilema, karena mereka adalah bagian dari masalah sekaligus solusi. Inovasi seperti turbin angin dan tata surya, konstruksi otomotif ringan dan e-mobilitas, produk elektronik dari microchip hingga superkomputer hingga robot tidak akan mungkin terjadi tanpa produksi dan pemrosesan logam.
Halaman selanjutnya
Kemudian, besi dan baja, aluminium dan tembaga, mangan, magnesium, nikel atau bahkan lithium dan logam tanah jarang sangat diperlukan dari bahan mentah hingga pra-produk. Masalahnya, produsen baja dan aluminium sendiri juga menyumbang sekitar 8% dari emisi CO2 global.