Jumat, 6 Januari 2023 – 17:45 WIB
politik VIVA – Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi menjelaskan pro dan kontra penggunaan sistem proporsional tertutup dalam pemilihan umum 2024.
“Positifnya kita lihat selama ini, dengan diterapkannya sistem pemilu proporsional terbuka, itulah yang terjadi banyak caleg yang dengan mudahnya menjadi caleg (caleg) dengan menggunakan transaksi politik, artinya bisa bayar lebih, pokoknya dapat. dengan mudah,” kata Airlangga di Surabaya, Jumat, 6 Januari 2022.
Dalam situasi seperti itu, kata dia, pertarungan politik di pemilu lebih menekankan pada kompetisi internal partai. Parpol, alih-alih mengalami konsolidasi politik, menurutnya justru terjadi bentrok internal. Jumlah uang menentukan proses politik dan siapa yang akan terpilih.
Ilustrasi masyarakat mengikuti pemungutan suara ulang pemilu 2019.
Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
“Intinya sistem proporsional tertutup ingin membangun kembali kekuatan politik berbasis partai yang menentukan proses politik yang sedang berlangsung,” katanya.
Antara bisnis dan politik
Halaman selanjutnya
Sedangkan sisi negatifnya, kata Airlangga, seringkali calon yang memiliki suara lebih besar di tingkat dasar belum tentu terpilih. Sebab, penentuan terjadi dalam kekuasaan politik. Sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan.