Kamis, 13 Juli 2023 – 05:42 WIB
MEKKAH – Jamaah haji yang mudik ke tanah air gelombang kedua akan mulai bergerak dari Mekkah ke Madinah secara bertahap mulai 10 Juli hingga 24 Juli 2023. Bidang Kesehatan Daker Madinah siap memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah.
Baca Juga:
Setelah viral, jemaah haji asal Makassar menjual kembali 1 kg emas yang dibeli di Arab Saudi
Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah dr. Tri Atmaja Sugiyarno mengatakan, seluruh tenaga kesehatan dan penunjang yang bertugas di KKHI Madinah telah dipindahkan dari Mekkah ke Madinah sejak 7 Juli 2023.
“Seluruh pengurus KKHI Madinah sudah kembali dari Mekkah ke Madinah sejak 7 Juli 2023 dan langsung melakukan persiapan dengan membersihkan ruang-ruang pelayanan yang ada seperti IGD, HCU, ruang rawat inap, dll,” kata dr. Atma
Baca Juga:
SUB 18 Kisah Sedih Haji Kloter, Banyak Jemaah Haji Sinyal Mau Mati di Tanah Suci
dr. Atma mengatakan, tidak hanya petugas, seluruh alat kesehatan dan logistik medis, serta perbekalan kesehatan (Perbekkes) juga dipindahkan kembali ke Madinah setelah digunakan untuk operasional posko kesehatan Mina pada fase puncak haji atau Armuzna.
Baca Juga:
Manajemen Bendungan Haji, Siap Kirim Daging ke Indonesia
Selain penyiapan sarana dan prasarana KKHI Madinah, Kepala Bidang Kesehatan Daker Madinah, dr. Thafsin Alfarizi membagikan strategi yang akan diterapkan bidang kesehatan di Daker Madinah menghadapi jemaah haji gelombang kedua. Pertama, pelaksanaan Medical Check Up (MCU) yang bertujuan untuk mencegah kesakitan/kematian serta untuk screening tanazul.
MCU berlangsung mulai 11 Juli 2023 meliputi penyakit jantung, paru, penyakit dalam dan polipsikiatri. Setiap harinya MCU akan melayani jemaah haji dengan kuota 20 jemaah per hari. Jemaah yang akan menuju MCU akan dibantu untuk memfasilitasi transportasi oleh tim Emergency Medical Team (EMT) sektor.
Halaman selanjutnya
Kedua, peningkatan layanan akan diterapkan di sektor ini melalui Tim EMT. Tim EMT akan bekerja sama dengan Tenaga Kesehatan Kloter Haji (TKHK) untuk memeriksa kembali kondisi jemaah risiko tinggi (Risti). Selain itu, akan dipasang tanda Risti atau tanda triase untuk status kesehatan jemaah di depan ruangan.